ARJUNA Blog

Believe In yourself, don't let the people discourage you

Popular Post

Ads Here

Rabu, 06 Mei 2015

Hampir terjadi padaku

Sebuah keluarga yang harmonis menjadi idaman bagi semua anak yang masa mudaanya hampir  mengalami broken home. Keluarga yang harmonis tidak akan ada yang namanya kekerasan didalamnya. Dan jika anggota kelaurganya melakukan kesalahan tidak perlu marah dengan sangat amat lebay. Dan satu sama lain saling mensupport apa yang diiginkan oleh anggota keluarganya bukan malah meremehkan atau membandingkannya dengan orang lain. Sangat sulit untuk menjadikan suatu keluarga menjadi keluarga yang harmonis. Sebenarnya kekerasan dalam keluarga itu pernah dialami semua anak, hanya saja sedikit yang terekspos oleh media. Ada yang dari masih kecil sudah mengalami hal hal yang buruk seperti itu bahkan sampai dewasa pun masih saja mengalami hal seperti itu. Masih untung tidak melakukan hal yang gila seperti bunuh diri atau semacamnya.

Bagiku, keluarga yang harmonis itu hanyalah mitos, karena aku jarang merasakannya. Terkadang aku iri pada temanku yang keluarganya penuh dengan keramahan dan penuh tawa didalamnya bukan sepertiku, penuh dengan amarah. Amarah itu terkumpul sudah sejak lama dan saat dikeluarkan bagai gunung krakatau yang meledak yang mengakibatkan terbentuk gunung baru karena kuatnya ledakan itu.

Aku tak mengerti, kenapa mereka begitu. Padahal mereka tidak tahu tentang apa yang kurasakan. Dan mengapa semua ini terjadi padaku. Dan percaya atau tidak, ucapan yang keluar itu bisa menjadi doa. Sungguh terlalu perbuatan mereka. Apa mereka sudah tidak sayang lagi atau bagaimana..
Kalau emang aku nyusahin buat apa aku ada. Aku bingung harus bagaimana, beban hidup sungguh berat ditambah lagi tanggung jawab yang harus dilakukan buat perpisahan. Seorang teman sangat aku rindukan, teman yang baik, pengertian, dan mau mendengarkan semua hal yang aku rasakan.

Teman-temanku tidak tahu apa yang aku rasakan, mereka hanya tahu aku yang hidup tanpa beban, penuh tawa, dan mengasyikkan. Tapi dibalik itu semua, aku kebalikannya. Hidupku penuh beban, hidupku penuh amarah, dan hidupku kurang mengasyikkan. Dan jika aku bisa kembali ke masa kecilku dulu, akan kuperbaiki semuanya.. tapi sayang,, itu tidak mungkin.

Jujur, sudah lama aku ingin mengatakannya bahwa aku broken home level bawah. Tapi aku masih bisa tahan dan terus bertahan. Aku tidak akan melakukan hal yang sangat bodoh seperti bunuh diri karena aku tahu itu gak ada gunanya. Aku hanya berharap ada kak seto disini, sepertinya dia adalah superheronya anak anak. Dia sepertinya lebih mengenal dunia anak daripada orang tua kebanyakan
Harusnya menasehati itu tidak perlu marah, dan kalaupun sampai marah jangan LEBAY. Ngapain coba marah sampe segitunya gak ada gunanya dan itu bisa membuat anak melakukan hal yang tidak masuk akal. Instropeksi diri, mungkin dan bisa jadi kesalahan itu ada pada kalian sendiri.. jangan Cuma salah sedikit langsuung marah sama anaknya. Apa apaaann kayak gitu..

Dunia anak sekarang beda wooooyyy. !!!

Mengertilah,,, anakmu ini capek seharian persiapan buat perpisahan. Wajar kalo waktu disuruh tidak begitu dengar karena tertidur. Sengaja memang tidak bilang biar mengerti sendiri. entah sekarang harus bagaimana. Masak  iya mau minggat, mau kemana emang.. masih jaman kayak gitu?
Sepetinya apa yang aku lakukan serba salah, gini salah gitu salah, maunya apa coba.. apa aku harus diam seperti patung, atau seperti burung dalam sangkar yang gak bisa kemana mana.


Butuh kebebasan butuh kebebasan butuh kebebasan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar