Sebuah keluarga yang harmonis menjadi idaman bagi semua
anak yang masa mudaanya hampir mengalami
broken home. Keluarga yang harmonis tidak akan ada yang namanya kekerasan
didalamnya. Dan jika anggota kelaurganya melakukan kesalahan tidak perlu marah dengan
sangat amat lebay. Dan satu sama lain saling mensupport apa yang diiginkan oleh
anggota keluarganya bukan malah meremehkan atau membandingkannya dengan orang
lain. Sangat sulit untuk menjadikan suatu keluarga menjadi keluarga yang
harmonis. Sebenarnya kekerasan dalam keluarga itu pernah dialami semua anak,
hanya saja sedikit yang terekspos oleh media. Ada yang dari masih kecil sudah
mengalami hal hal yang buruk seperti itu bahkan sampai dewasa pun masih saja
mengalami hal seperti itu. Masih untung tidak melakukan hal yang gila seperti
bunuh diri atau semacamnya.
Bagiku, keluarga yang harmonis itu hanyalah mitos, karena
aku jarang merasakannya. Terkadang aku iri pada temanku yang keluarganya penuh
dengan keramahan dan penuh tawa didalamnya bukan sepertiku, penuh dengan
amarah. Amarah itu terkumpul sudah sejak lama dan saat dikeluarkan bagai gunung
krakatau yang meledak yang mengakibatkan terbentuk gunung baru karena kuatnya
ledakan itu.
Aku tak mengerti, kenapa mereka begitu. Padahal mereka tidak
tahu tentang apa yang kurasakan. Dan mengapa semua ini terjadi padaku. Dan
percaya atau tidak, ucapan yang keluar itu bisa menjadi doa. Sungguh terlalu
perbuatan mereka. Apa mereka sudah tidak sayang lagi atau bagaimana..
Kalau emang aku nyusahin buat apa aku ada. Aku bingung harus
bagaimana, beban hidup sungguh berat ditambah lagi tanggung jawab yang harus
dilakukan buat perpisahan. Seorang teman sangat aku rindukan, teman yang baik,
pengertian, dan mau mendengarkan semua hal yang aku rasakan.
Teman-temanku tidak tahu apa yang aku rasakan, mereka hanya
tahu aku yang hidup tanpa beban, penuh tawa, dan mengasyikkan. Tapi dibalik itu
semua, aku kebalikannya. Hidupku penuh beban, hidupku penuh amarah, dan hidupku
kurang mengasyikkan. Dan jika aku bisa kembali ke masa kecilku dulu, akan
kuperbaiki semuanya.. tapi sayang,, itu tidak mungkin.
Jujur, sudah lama aku ingin mengatakannya bahwa aku broken
home level bawah. Tapi aku masih bisa tahan dan terus bertahan. Aku tidak akan
melakukan hal yang sangat bodoh seperti bunuh diri karena aku tahu itu gak ada
gunanya. Aku hanya berharap ada kak seto disini, sepertinya dia adalah
superheronya anak anak. Dia sepertinya lebih mengenal dunia anak daripada orang
tua kebanyakan
Harusnya menasehati itu tidak perlu marah, dan kalaupun
sampai marah jangan LEBAY. Ngapain coba marah sampe segitunya gak ada gunanya
dan itu bisa membuat anak melakukan hal yang tidak masuk akal. Instropeksi
diri, mungkin dan bisa jadi kesalahan itu ada pada kalian sendiri.. jangan Cuma
salah sedikit langsuung marah sama anaknya. Apa apaaann kayak gitu..
Dunia anak sekarang beda wooooyyy. !!!
Mengertilah,,, anakmu ini capek seharian persiapan buat
perpisahan. Wajar kalo waktu disuruh tidak begitu dengar karena tertidur.
Sengaja memang tidak bilang biar mengerti sendiri. entah sekarang harus
bagaimana. Masak iya mau minggat, mau
kemana emang.. masih jaman kayak gitu?
Sepetinya apa yang aku lakukan serba salah, gini salah gitu
salah, maunya apa coba.. apa aku harus diam seperti patung, atau seperti burung
dalam sangkar yang gak bisa kemana mana.
Butuh kebebasan butuh kebebasan butuh kebebasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar